News Update :

Mahal, Ribuan Rumah Mangkrak

Jumat, 01 Juni 2012

Kebijakan pemerintah menaikkan harga Rumah Sederhana Tapak (RST)--yang dulu dikenal dnegan Rumah Sederhana Sehat/RSh-- dari Rp 70 juta menjadi Rp 88 juta per unit tak hanya mencekik masyarakat, tapi juga membuat pengembang dag dig dug. Pasalnya, selama triwulan I 2012 kala harga masih ‘normal’ saja pembelian sudah anjlok. Walhasil, ratusan ribu rumah yang telah terlanjur terbangun pun mangkrak.

"Ini keputusan yang hanya berpihak kepada kelas menengah atas, konsumen atau pengembang," kata Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria Kamis (31/5). 

Sebagai pengembang, Fuad yakin rekan-rekannya sangat senang dengan patokan harga baru ini. Namun bagaimana dengan masyarakat kecil, yang hanya memiliki daya beli rumah di bawah Rp 70 juta? "Developer sih enak, tapi kita punya hati nurani. Dengan penambahan ini, kemampuan masyarakat semakin sulit menjangkau," tutur Fuad.
Seperti diketahui, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menerbitkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (Permenpera) No. 7 dan 8 Tahun 2012 tentang perubahan atas Permenpera No. 4 2012 tentang pengadaan perumahan melalui kredit/pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan FLPP dan tentang perubahan atas Permenpera No. 5 tahun 2012 tentang petunjuk pelaksanaan pengadaan perumahan melalui kredit atau pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan FLPP.

Permenpera baru itu mengatur antara lain, batas maksimal harga rumah sejahtera rumah tapak dari Rp 70 juta menjadi Rp 88 juta-Rp 145 juta tergantung wilayahnya dengan ketentuan uang muka minimal 10%-12,5%. Sementara, harga rumah susun (Rusunami) naik dari Rp 144 juta per unit menjadi Rp 216 juta per unit dengan ketentuan DP minimal 12,5%.

Terpisah, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia(REI) Nur Wakhid mengungkapkan kenaikan harga ini membawa angin segar bagi para pengembang. Namun diakui, peraturan-peraturan Kemenpera belakanagan ini tak selalu berimbas positif. Tahun lalu di Jatim ada sedikitnya 500.000 unit rumah mangkrak.
“Dengan aturan yang kemarin yaitu harga tipe 36 adalah sebesar RP 70 juta, para pengembang tidak bisa membangun apapun hal ini dikarenakan berbagai bahan bangunan naik,harga tanah pun juga naik untuk per meternya saja sekarang sudah mencapai Rp 1,5 juta dan harga kebutuhan lainnya yang menyebabkan banyaknya proyek yang mangkrak akibat hal tersebut,”terangnya. Ditambahkan Nur, di Jatim saja pada akhir tahun 2011, backlog hunian masih di kisaran 520.000 unit. 

Melambatnya penjualan rumah di 2012 ini juga tampak dari haisl survei properti Bank Indonesia (BI). Secara umum, survei harga properti residensial triwulan I 2012 menunjukan tingkat penjualan hunian mengalami penurunan. Padahal penjualan rumah mengalmi peningkatan penjualan selama lima triwulan berturut-turut.
"Untuk tipe kecil, kebijakan pemerintah memang sangat berpengaruh terhadap penjualannya," ungkap Pengamat Properti Ali Tranghanda. 

Dari data BI untuk periode Januari -  Maret 2012, realisasi penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan di posisi 4.959 di 32 provinsi jumlahnya sekitar Rp 171 miliar.

Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga paling tinggi terjadi pada rumah tipe besar. Dari sisi penjualan, volume penjualan properti residensial pada triwulan I mengalami penurunan terutama untuk rumah tipe kecil.

Indeks Harga Properti Residensial mengindikasikan harga properti residensial meningkat  0,82% (q-t-q) atau 3,59% (YoY) pada triwulan I 2012. Tekanan kenaikan harga properti residensial diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II 2012 dengan tingkat yang melambat. Sebagian responden mengungkapkan penyebabkan kenaikan harga hunian terutama didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan.      

Prediksi BI, kenaikan harga rumah di kuartal II hanya 0,31% dari kuartal sebelumnya atau naik 2,80% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Kota-kota yang diperkirakan mengalami kenaikan harga paling pesat di kuartal dua adalah; Banjarmasin 3,40%, Surabaya 1,03% dan Manado 0,50%. Berbeda dengan kuartal satu, kuartal dua justru rumah tipe kecil yang harganya diprediksi naik tinggi, sebesar 0,50%.ins,m42

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DARMONEWS.COM 2011 -2012 | Design by Darmo News | Published by Darmo News | Powered by Darmo News.