Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jatim melakukan pengetatan terhadap masuknya daging yang berpenyakit atau antraks ke wilayah Jatim. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi maraknya daging dari luar daerah yang tidak berijin dan tidak terjamin kesehatannya, saat konsumsi meningkat di bulan puasa dan lebaran.Upaya Disnak Jatim meningkatkan pengawasan ini diambil untuk mencegah hewan ternak yang terkena penyakit, terutama antraks masuk ke Jatim. Meski pengawasan tersebut dilakukan rutin setiap hari, namun selama puasa hingga lebaran SKPD yang dikomandani Maskur ini akan semakin memperketat pengawasan.
Pengetatan pengawasan ini setidaknya dilakukan Disnak Jatim di sembilan titik check point. Yakni di perbatasan Bancaran Tuban, Padangan Bojonegoro, Widodaren Ngawi, Cemorosewu Magetan, Badekan Ponorogo, Donorejo Pacitan, Watudodol Banyuwangi, Jatirogo Tuban dan Kamal Bangkalan Madura.
"Di titik check point tersebut, hewan ternak dan produk peternakan yang keluar dan masuk dari dan ke Jatim akan dicek kelengkapan dokumennya, mulai dari dokumen ijin hingga dokumen kesehatan," tegas Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Maskur, Selasa (17/7/2012).
Selain dokumen ijin kesehatan, Disnak Jatim juga akan mengecek tujuannya. Ini agar tidak ada hewan berpenyakitan yang masuk ke Jatim.
Dia menambahkan, selain memperketat pengawasan di titik check point, Disnak juga terus melakukan pengawasan penyembelihan di 122 unit Rumah Potong Hewan (RPH) di seluruh wilayah Jatim. Pengawasan ini bertujuan agar penyembelihan sesuai standar aturan. Penyembelihan juga tidak boleh dilakukan di luar RPH. Hal ini untuk meminimalisir tindak penggelonggongan sapi yang akan disembelih.
Sementara itu, kebutuhan daging bakal mengalami kenaikan pada Ramadan. Tidak tanggung-tanggung kenaikannya diperkirakan mencapai 20 persen. Meski begitu, stok daging di Jatim tidak akan mengalami kekurangan.
Diberitakan sebelumnya, selama Ramadan dan Lebaran 2012, Disnak Jatim memprediksi kebutuhan daging sapi sebanyak 38.526 ekor (7.634 ton daging) pada bulan Juli, 135.019 ekor (28.219 ton daging) pada Agustus dan 27.057 ekor (5.655 ton daging) pada September 2012.
Di sisi lain Jatim sendiri kontribusi sapi di tingkat nasional sebesar 31,8 persen. Artinya, Jatim memiliki populasi sebanyak 4,7 juta ekor sapi. Dalam satu tahun, ada 460 ribu ekor sapi dipotong di Jatim atau 1.200 ekor setiap hari. Paling banyak dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) Surabaya 400 ekor per hari. "Dari angka 460 ribu ekor itu, sebanyak 148.539 ekor sapi potong yang didistribusikan ke luar Jatim dan 248 ekor sapi perah. Sebagian dikirim ke Kalimantan, Banten, Jabar dan DKI Jakarta," pungkasnya. [tok/but/brj]
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar