News Update :

Dikerek ke Rp 800, Saham Bank Jatim Paling Diburu

Sabtu, 14 Juli 2012

Akhirnya, meski sempat tarik-ulur dan tersandung masalah kredit fiktif, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk mencatatkan saham perdana di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-13 dengan kode saham BJTM pada Kamis (12/7). Sebagai ‘anak baru’ BJTM menjadi saham paling diburu hari ini, dengan frekuensi perdagangan mencapai 3.477 (pada pukul 09.58). Slentingan di pasar berembus, saham BJTM akan dikerek ke angka Rp 800/lembar.


Bahkan, meski masuk kala pasar dalam kondisi ‘merah’-- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 9 poin-- BJTM tetap dibuka menghijau.


Seperti kebanyakan emiten baru, harga terus meningkat.Pada perdagangan perdananya pukul 9.30 waktu JATS, saham BJTM naik Rp 40 atau 9,3% dari harga pelaksanaan Rp 430 per lembar. Pada lima menit pertama saham BJTM berada di kisaran Rp 480 per lembar, terus meningkat. Saham BJTM sempat berada di posisi tertinggi Rp 480 dan terendah Rp 450.

"Pencatatan saham ini merupakan tantangan buat kami," ujar Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Sukrianto, pada upacara pembukaan perdagangan di Gedung Bursa Efek, Jakarta pagi tadi.


Terpisah, pengamat pasar modal Benny Prasetyo mengatakan, “Harga yang dilepas oleh Bank Jatim Rp 430 per lembar cukup murah sehingga wajar sampai oversubscribe sekitar 1,5 miliar lembar saham. Dan kala diperdagangkan perdana di BEI pun menjadi saham yang diserbu,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pengamat bursa Edwin Sinaga. “Kalau laporan keuangannya bagus, pasar tidak akan terpengaruh kasus hukumnya. Hari ini terbukti kan,” katanya.


Sejumlah investor besar ditenggarai tengah mengincar saham Bank Jatim yang listing perdana. Kabar yang beredar di pasar mengatakan, Bank Jatim disebut – sebut akan dikerek ke harga Rp 800. Rupanya kinerja keuangan mengesankan dari Bank Jatim, terutama dalam bidang profitabilitas dan efisiensi memikat para investor.

Pendapatan dan laba perseroan secara stabil terus meningkat. Portofolio utang perseroan berisiko rendah, di bawah 1% untuk 8 tahun terakhir. Serta pendapatan bunga 2011 sebesar Rp2,8 triliun dengan laba bersih sebesar Rp900 miliar. Dengan harga perdana Rp 430, PER masih terbilang murah dibanding industri sejenis.


BUMD di Jawa Timur ini telah menawarkan 2,983 miliar saham baru atau 20% dari total modal dicatatkan. Total dana yang perseroan dapat mencapai Rp 1,28 triliun.Hasil penerbitan saham perdana lebih banyak digunakan untuk ekspansi jaringan. Perseroan berencana menambah 25 cabang dan 120 ATM.


Pre marketing yang telah dilakukan perseroan menunjukkan, terjadi permintaan 1,5 kali lebih tinggi dari investor. Dalam penawaran ke investor ritel ini, BPD Jatim lebih fokus menjual sahamnya asal Jawa Timur, kata Direktur Utama BPD Jatim Hadi Suprianto.

Sedangkan pada masa penawaran 3-6 Juli lalu, terjadi kelebihan permintaan enam kali. Jatah investor dalam pooling mencapai 149,177 juta lembar atau 5% dari jumlah yang ditawarkan. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi, ditunjuk PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.


Sebesar 80% penggunaan dana IPO nantinya akan digunakan untuk mendukung pembiayaan ekspansi kredit perseroan yang tahun ini ditargetkan tumbuh 23%. Hingga 16 Juni 2012, kredit Bank Jatim tumbuh menjadi Rp17,7 triliun dari 2011 yang sebesar Rp16,1 triliun. Sementara itu, sisa dana IPO masing-masing 10 persen untuk pengembangan jaringan dan peningkatan IT perseroan.

Pasar Negatif
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis di posisi Rp 9.450 per dolar AS dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin di Rp 9.455 per dolar AS.


Mengawali perdagangan, Kamis (12/7) IHSG dibuka turun 9,475 poin (0,24%) ke level 4.009,659. Indeks LQ45 dibuka melemah 2,317 poin (0,33%) ke level 686,754. Ini akibat pasar waswas menjelang pengumuman BI Rate siang nanti. Selain itu, indeks terkena sentimen negatif melemahnya pasar global.


Hingga pukul 9.35 waktu JATS, IHSG melemah 15,753 poin (0,39%) ke level 4.003,380. Sementara Indeks LQ45 turun 3,388 poin (0,49%) ke level 685,683.

Semalam, Wall Street kembali goyah menjelang pertemuan bulanan Federal Reserve. Bank sentral itu siap memberikan stimulus tambahan, tetapi menunggu situasi yang lebih parah dari sekarang.
Bursa-bursa di Asia kompak melemah akibat sentimen dari pasar global tersebut. Laporan kinerja emitan yang segera dirilis masih dinanti oleh investor.

Indeks Komposit Shanghai melemah 18,55 poin (0,85%) ke level 2.156,83. Indeks Hang Seng anjlok 314,47 poin (1,62%) ke level 19.105,40. Indeks Nikkei 225 turun 85,32 poin (0,96%) ke level 8.765,68. Indeks Straits Times berkurang 20,40 poin (0,68%) ke level 2.968,91.


Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat tipis di posisi Rp 9.450 per dolar AS dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin di Rp 9.455 per dolar AS. (sp)


Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DARMONEWS.COM 2011 -2012 | Design by Darmo News | Published by Darmo News | Powered by Darmo News.