News Update :

Hanya 48% RT yang Punya Tabungan

Jumat, 20 Juli 2012

Hasil survei Bank Indonesia (BI) mengungkapkan persentase rumahtangga yang memiliki tabungan baik di Bank (LKB), lembaga keuangan non-bank (LKNB), dan non-lembaga keuangan (NKL) tercatat sebesar 48 persen.

"Bank masih menjadi pilihan rumah tangga untuk menyimpan di sana, yakni mencapai 44,23 persen," ujar Deputi Direktur Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Yunita Resmi Sari, di Gedung BI, Jakarta (19/7).

Yunita mengatakan, ada tiga provinsi dengan lebih dari separuh sampel di wilayah tersebut yang memiliki simpanan di LKB, yakni Sulawesi Selatan 57,14 persen, Sumatera Barat 57,01 persen, dan DKI 54,33 persen.

Meskipun sebagian besar rumahtangga memiliki simpanan di LKB, namun peran LKNV dan NLK di beberapa daerah juga signifikan. Secara khusus, jumlah rumahtangga di Provinsi Jawa tengah yang memiliki LKNB cukup tinggi, yaitu 16,17 persen. Sementara jumlah simpanan di NLK paling tinggi di wilayah jawa tengah.

Hasil survei mengatakan, sebanyak 54,90 persen rumahtangga Indonesia belum memiliki utang dan lembaga keuangan. Hanya 45,10 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap pinjaman dan dari jumlah tersebut hanya 19,58 persen yang memiliki akses terhadap pinjaman di bank.

"Terdapat sedikit peningkat akses keuangan ke bank, dari 18,21 persen di 2010 menjadi 19,58 persen pada 2011," ujar Yunita dilansir okezone.

Yunita mengatakan, dilihat dari kategori pendapatan, masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi, umunya lebih banyak melakukan pinjaman daripada masyarakat yang memiliki pendapatan rendah.

Di lihat hasil survei, prefensi sumber pinjaman juga berbeda, di mana masyarakat berpenghasilan rendah lebih banyak meminjam pada non lembaga keuangan, dan masyarakat berpenghasilan sedang dan tinggi lebih banyak meminjam ke bank.

Survei mengatakan, provinsi Sumbar dan Jakarta memiliki rumah tangga yang memiliki utang dengan persentase tinggi diatas 50 persen. Secara keseluruhan, Jateng memiliki jumlah rumah tangga yang memiliki utang relatif tinggi dibandingkan rumah tangga di provinsi lain dengan utang kepada NLK.

Dari segi tujuan, persentase utang rumah tangga untuk menjalankan usaha berada di urutan teratas dan diikuti oleh konsumsi. Adapun pada 2010 utang digunakan untuk modal usaha sebesar 23,17 persen, meningkat di 2011 menjadi 29,51 persen. (okz)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DARMONEWS.COM 2011 -2012 | Design by Darmo News | Published by Darmo News | Powered by Darmo News.