Jauhari Sani direktur pelaksana Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya, Senin (16/7/2012) menyampaikan itu menyoal aksi teatrikal yang digelar untuk menyambut Ramadhan.
Bertempat dihalaman kantor YDSF Surabaya, Senin (16/7/2012) digelar aksi teatrikal yang menandai bakal dimulainya Ramadhan 2012. Aksi teatrikal ditambah dengan pelepasan sekitar 300 balon warna-warni.
Sebelum balon warna hijau dan biru dilepaskan keudara, sejumlah tulisan pada kertas-kertas berukuran sekitar 15 cm x 30 cm, diantaranya: Sombong, Marah, Gossip, Angkuh dan beberapa sifat buruk manusia lainnya diikatkan pada benang disetiap balon.
Sosok ringkih, hanya berkaos singlet putih, serta celana compang-camping yang digambarkan sebagai simiskin, hanya diam dan memandang saja ketika si kaya yang tampil bersih dengan baju serta jam tangan mewah dihadapannya.
Kmudian muncul satu lagi pemain yang menggambarkan sifat buruk manusia dengan mengenakan pakaian serba hitam, mulai merajuk dan mencerca omongan pada si kaya untuk tidak perduli dengan simiskin.
Ternyata si kaya menyadari bahwa si miskin juga adalah bagian dari hidupnya selama ini, dan sikap buruk yang ada pada dirinya tak lebih hanya sikap salah yang harus dienyahkan disaat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Keduanya kemudian berpelukan, dan balon-balon diterbangkan.
“Semoga aksi teatrikal ini dapat menjadi contoh kepada kita semua, dan menjelang Ramadhan yang bakal datang semoga kita semua dapat mengenyahkan seluruh sikap serta perilaku buruk kita,” ungkap Khoirul Anam humas YDSF Surabaya, Senin (16/7/2012). (tok/ss)
Bertempat dihalaman kantor YDSF Surabaya, Senin (16/7/2012) digelar aksi teatrikal yang menandai bakal dimulainya Ramadhan 2012. Aksi teatrikal ditambah dengan pelepasan sekitar 300 balon warna-warni.
Sebelum balon warna hijau dan biru dilepaskan keudara, sejumlah tulisan pada kertas-kertas berukuran sekitar 15 cm x 30 cm, diantaranya: Sombong, Marah, Gossip, Angkuh dan beberapa sifat buruk manusia lainnya diikatkan pada benang disetiap balon.
Sosok ringkih, hanya berkaos singlet putih, serta celana compang-camping yang digambarkan sebagai simiskin, hanya diam dan memandang saja ketika si kaya yang tampil bersih dengan baju serta jam tangan mewah dihadapannya.
Kmudian muncul satu lagi pemain yang menggambarkan sifat buruk manusia dengan mengenakan pakaian serba hitam, mulai merajuk dan mencerca omongan pada si kaya untuk tidak perduli dengan simiskin.
Ternyata si kaya menyadari bahwa si miskin juga adalah bagian dari hidupnya selama ini, dan sikap buruk yang ada pada dirinya tak lebih hanya sikap salah yang harus dienyahkan disaat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Keduanya kemudian berpelukan, dan balon-balon diterbangkan.
“Semoga aksi teatrikal ini dapat menjadi contoh kepada kita semua, dan menjelang Ramadhan yang bakal datang semoga kita semua dapat mengenyahkan seluruh sikap serta perilaku buruk kita,” ungkap Khoirul Anam humas YDSF Surabaya, Senin (16/7/2012). (tok/ss)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar