Silaturahmi keluarga saat perayaan Idul Adha semakin
hangat dengan ragam sajian kambing istimewa yang menggugah selera. Ragam resep yang
telah diturunkan dari generasi ke generasi ini menjadi momen silaturahmi
sekaligus kesempatan untuk memuaskan rasa rindu akan hidangan khas keluarga. Untuk
menambah kemeriahan perayaan Idul Adha dan menjawab kerinduan akan hidangan
kambing otentik yang penuh citarasa dari penjuru Nusantara, Bango mempersembahkan acara bertajuk “Rayakan
Kemeriahan Idul Adha dengan Variasi Hidangan Kambing Bango Nusantara”.
Agus Nugraha, Senior Brand Manager Bango
menuturkan, “Hari raya Idul Adha dan hidangan kambing merupakan dua hal yang
tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Untuk memeriahkan hari raya ini, kami ingin memberikan inspirasi resep sajian
daging kambing dari penjuru nusantara untuk memperkaya hidangan kambing di meja
makan keluarga Indonesia.”
Dalam acara ini, Bango ingin
menginspirasi para ibu mengenai cara mengolah daging kambing agar empuk dan
tidak berbau sehingga mereka menjadi lebih percaya diri dalam mencoba mengolah
aneka hidangan kambing. Mengolah
daging kambing membutuhkan pemahaman yang menyeluruh, mulai dari cara
menyembelih, menyimpan, memilih bagian-bagian kambing, mengempukkan, membumbui,
hingga proses memasak agar masakan kambing tersebut bisa menjadi sajian yang disukai
keluarga.
Chef
Deden Gumilar, pakar kuliner
tradisional, memberikan tips, “Hindari mencuci daging dan mengolahnya
secara langsung setelah disembelih karena akan menimbulkan bau prengus yang
tajam. Untuk daging kambing yang akan langsung diolah, cara tradisional yang
terbukti ampuh untuk membuat daging lebih empuk yaitu dengan membungkus daging
dengan daun pepaya atau membalurnya dengan jus atau parutan nanas. Sementara
untuk daging yang masih menempel pada tulang, lakukan pencucian daging dengan
cara merebusnya dengan air mendidih, beserta dengan lengkuas, jahe, daun salam,
atau daun jeruk dan batang serai untuk meminimalisir bau prengusnya.”
Setelah para ibu mahir mempersiapkan
daging kambing untuk diolah, Bango kemudian juga ingin menginspirasi para ibu
mengenai ragam hidangan otentik kambing nusantara yang patut dikenal dan
dilestarikan. Ragam
resep kambing otentik nusantara sangatlah kaya, dan tersebar di hampir seluruh
wilayah Indonesia sebagai ‘rahasia dapur’ yang diwariskan secara turun-temurun.
Hidangan inilah yang mampu menjawab kerinduan keluarga
akan citarasa hidangan yang menjadi
identitas kuliner khas daerah asal mereka.
Pada kesempatan ini, Bango
menghadirkan enam resep kambing
otentik dari enam wilayah, yaitu Kaliyo Iga Kambing (Palembang), Sate Kambing
Bumbu Santan (Banjarmasin), Semur Kambing (Medan), Bestik Kambing (Solo), Gulai
Kambing Kacang Hijau (Jawa Timur) dan Krengsengan Kambing (Jawa Timur). Selain
kekayaan citarasa, cerita-cerita unik di balik ragam hidangan-hidangan ini
menjadi suatu potret keragaman budaya yang tak kalah uniknya. Beragam hidangan
ini menggunakan kecap manis sebagai penguat rasanya. Chef Deden, melanjutkan
“Penggunaan kecap manis pada hidangan kambing otentik ini akan membulatkan
rasa, menambah citarasa dan melegitkan aroma hidangan.”
Dalam paparannya, penikmat dan pengamat kuliner Arie Parikesit menjelaskan,
“Masing-masing resep ini memiliki keunikan. Dari mulai dari cara pengolahan,
penyajian hingga ke bumbu yang digunakan, yang kemudian membentuk sebuah
identitas kuliner yang kuat.”
“Kita mengenal banyak hidangan kambing yang dipadukan
dengan santan, namun keluarga di Palembang biasa menyajikan Kaliyo Iga Kambing
yang bebas santan dengan citarasa yang lebih ringan. Uniknya, hidangan ini
menggunakan buah nanas sebagai penguat citarasanya. Sejak dulu Palembang
terkenal sebagai salah satu kota penghasil nanas. Kesegaran dari nanas dan
manisnya kecap membuat Kaliyo Iga Kambing memiliki rasa yang unik. Nanas
sekaligus juga berfungsi sebagai penetral dari panas yang berlebihan dari tubuh
saat mengonsumsi kambing,” tambah Arie.
Agus berujar, “Ternyata hampir setiap daerah di Indonesia memiliki
resep kambing otentik yang istimewa. Sayangnya, resep-resep otentik yang
tersebar di seluruh pelosok nusantara ini seringkali tidak terdokumentasikan
dengan baik, dan hanya diturunkan secara verbal dari generasi ke generasi
sehingga beresiko untuk menjadi punah dan terlupakan. Sebagai wujud nyata konsistensi Bango
dalam melestarikan warisan kuliner nusantara, kami ingin mendokumentasikan resep-resep otentik
tersebut agar setiap keluarga dapat saling mengenal dan melestarikan kekayaan
kuliner kambing dari berbagai wilayah nusantara.”
Salah satu bentuk dokumentasi resep
yang akan Bango lakukan adalah dengan menghadirkan resep-resep dan kisah unik
mengenai ragam kuliner kambing nusantara dalam website www.warisankuliner.com yang khusus
dipersembahkan agar masyarakat luas bisa mengakses informasi seputar kuliner nusantara
dengan mudah.
”Bango
berharap tips dan trik mengolah kambing dan ragam resep hidangan kambing nusantara
ini dapat menjawab kerinduan keluarga Indonesia akan hidangan kambing otentik yang
biasa disajikan sebagai bagian dari perayaan Idul Adha, dan menginspirasi para
Ibu untuk memperkenalkan masakan kambing yang lebih variatif di rumah untuk
keluarga tercinta,” tutup Agus.
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :



Tidak ada komentar:
Posting Komentar