DARMONEWS.COM, Jakarta- Partai politik (Parpol) koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi akan rontok di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan, parpol koalisi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) akan bercerai di Pilpres 2014. Menurutnya, parpol koalisi itu akan memperjuangkan kepentingan partainya masing-masing.
"Konspirasi politiknya akan berbeda, partai koalisi yang sekarang akan berguguran dan rontok di 2014," kata Iberamsjah, Rabu (19/6/2013) malam.
Kata Iberamsjah, partai yang mendukung kenaikan BBM bukan mengatasnamakan rakyat, melainkan hanya kepentingan sesaat masing-masing partai. Dia mencontohkan, Partai Golkar misalnya yang mendukung kenaikan harga BBM hanya untuk menyelamatkan kasus lumpur Lapindo.
"Kemarin (Paripurna DPR) karena kepentingan masing-masing saja, kepentingan sesaat. Golkar misalnya hanya kepentingan Lapindo," tegasnya.
Selain itu, lanjut Iberamsjah, beberapa partai yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi itu juga hanya membawa kepentingan partainya masing-masing. Menurutnya, partai yang berseberangan dengan pemerintah itu sangat kecil kemungkinan untuk berkoalisi di Pilpres 2014 nanti.
"Mereka (partai oposisi) sama saja, hanya bawa kepentingan partai. Di Indonesiaa itu tidak ada oposisi, itu hanya berbeda pendapat saja. Itu hanya partai di luar pemerintah," tegas Iberamsjah.
Berdasarkan hasil voting yang digelar sidang paripurna, fraksi yang menerima RUU APBNP 2013 termasuk kenaikan harga BBM diantaranya Fraksi PKB, Fraksi PPP, Fraksi PAN, Fraksi Partai Golkar dan Fraksi Partai Demokrat.
Sedangkan fraksi yang menolak RUU APBNP 2013 dan kenaikan harga BBM adalah Fraksi Partai Hanura, Fraksi Partai Gerindra, Fraksi PKS dan Fraksi PDIP. (DN1)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :



Tidak ada komentar:
Posting Komentar