DARMONEWS - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Gebyar Lomba Bersama Mewujudkan Surabaya Emas (Eliminasi Masalah Stunting) Jilid II sebagai upaya percepatan penurunan stunting, di Halaman Taman Surya, Kamis (27/7). Di tahun 2023, Surabaya Emas Jilid II diikuti oleh 784 balita pra stunting di Kota Surabaya.
Seusai membuka
kegiatan tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Tim Penggerak
(TP) PKK Surabaya Rini Indriyani, menerima bantuan dari beberapa perusahaan
guna mendukung gelaran Surabaya Emas di Kota Pahlawan. Di antaranya Pelindo
Region Head III, PT. Telkom Indonesia, Gugah Nurani Indonesia, dan JCI (Junior
Chamber International). Selanjutnya, kegiatan teruskan dengan memakan telur
bersama dengan balita pra stunting.
“Lomba Surabaya
Emas untuk menciptakan Generasi Emas yang lepas dari stunting. Menuju zero
stunting, Surabaya dari 25,8 persen menjadi 4,8 persen. Sehingga kita adakan
lomba ini agar orang tua semakin peduli dengan putra-putrinya,” kata Wali Kota
Eri.
Dalam
pelaksanaannya, para orang tua akan didampingi oleh TP PKK beserta Tim
Pendamping Keluarga (TPK) di masing-masing kelurahan. Selain itu, mereka juga
mendapatkan makanan, berupa telur, kudapan, susu, dan vitamin bagi balita pra
stunting.
“Dalam waktu
dua bulan ke depan, anak-anak harus bisa lepas dari berat badan dan tinggi
badan yang kurang. Oleh karena itu, kita melibatkan TP PKK dan TPK untuk
memberikan pengertian kepada para ibu agar senantiasa menjaga anak-anaknya,”
ujar dia.
Tidak berhenti
disitu, Pemkot Surabaya telah mendirikan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di
masing-masing kelurahan se-Kota Surabaya. Orang tua yang mengikuti SOTH
diberikan ilmu parenting, seperti pola
asuh yang tepat dan pemberian makanan bergizi bagi anak sebagai upaya mencegah
adanya balita berisiko stunting.
“SOTH tidak
hanya mencegah stunting tetapi juga untuk mencegah anak-anak memiliki
kepribadian yang negatif. Ayo, kita mempersiapkan anak-anak menjadi yang
terbaik. Jika orang tua lelah, jangan memberikan makanan instan pada anak, itu
tidak baik karena mereka adalah penerus-penerus kita,” terangnya.
Di sisi lain,
ia mengaku bahwa terdapat wilayah yang tidak mengikuti gelaran Surabaya Emas
Jilid II. Sebab, dikawasan tersebut tidak terdapat balita berisiko stunting.
Karenanya, ke depan, Wali Kota Eri akan memberikan penghargaan khusus bagi
kelurahan yang berhasil mengentaskan masalah stunting.
“Ini adalah
keberhasilan TPK, TP PKK, dan juga keberhasilan orang tua. Kita juga akan
memberikan penghargaan dan hadiah khusus untuk
setiap kelurahan yang tidak ada pra stunting dan stunting, yakni atas
keberhasilan mereka untuk menggerakkan gotong royong dan guyub rukun dengan
menjalankan nilai-nilai Pancasila di wilayahnya,” ungkap dia.
Wali kota yang
akrab disapa Cak Eri ini mengatakan bahwa pelaksanaan SOTH tetap akan berjalan,
meskipun di kelurahan tersebut telah dinyatakan lolos dari persoalan stunting.
“Tetap, berjalan. Karena tidak untuk mencegah stunting saja, tetapi ilmu
parenting untuk mengasuh anak-anaknya. Jadi cara mengasuh anak dari tingkat
Paud, TK, Sd, SMP, SMA ada semua,” kata dia.
Meski demikian,
Cak Eri menyampaikan, pada gelaran
Surabaya Emas di tahun 2022 lalu, banyak orang tua yang telah sadar dan peduli
mengenai pola asuh dan memberikan makanan bergizi pada anak. “Pola-pola yang
berhasil kemarin itu yang kita terapkan hari ini di Surabaya Emas Jilid II.
Harapannya, orang tua juga bisa mengolah makanan agar disukai anak-anak,”
jelasnya.
Sementara itu,
Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani mengatakan para peserta akan mendapatkan
intervensi spesifik dan intervensi sensitif selama dua bulan ke depan. Mereka
akan mendapatkan bahan makanan, berupa pemberian telur sebanyak dua butir
setiap hari dan susu khusus untuk meningkatkan berat badan yang dikoordinir
oleh Puskesmas dengan TPK, TP PKK Kelurahan, dan TP PKK Kecamatan di wilayah
masing-masing.
“Orang tua
balita akan mendapatkan pembinaan pola asuh yang baik terhadap anak-anaknya
melalui SOTH di kelurahan masing-masing. Juga diberikan pendampingan oleh
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) terkait
dengan praktek pemberian makanan bayi yang benar,” kata Rini Indriyani.
Rini Indriyani
menjelaskan bahwa SOTH bagi orang tua adalah untuk mencegah munculnya balita
berisiko stunting. Kegiatan ini dilakukan selama 13 kali pertemuan di
masing-masing kelurahan.
“Kita juga
ingin melatih orang tua untuk berinovasi dan mandiri dalam mengolah menu
makanan bagi anak, tidak harus mahal tetapi protein terpenuhi. Karena anak-anak
itu bukan tidak mau makan, tetapi menu kurang menarik buat mereka,” ujarnya.
Selanjutnya,
akan diberikan pendampingan pola asuh dari Himpunan Psikolog (HIMPSI),
pembinaan rumah sehat dari Tim Kesling Kota Surabaya, serta dilakukan
penimbangan 2 minggu sekali yang akan dimonitor dokter spesialis anak di
puskesmas masing-masing.
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :



Tidak ada komentar:
Posting Komentar