![]() |
| Winarsih ditengah tumpukan sampah |
darmonews.com - UU No 18 tahun 2008 mengharuskan pengolahan sampah tuntas dilakukan di rumah. Sayangnya, masih banyak penanganan sampah di daerah yang kurang maksimal. Bahkan, banyak yang salah dalam melakukan pengelolahan sampah hingga berakibat buruk bagi kesehatan.
Winarsih, dosen biologi Unesa menuturkan perihal pengolahan sampah. Menurutnya penanganan sampah di daerah-daerah masih kurang maksimal. Padahal masalah sampah itu penting. Sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat membuat hidup orang sengsara. Bahkan, berakibat buruk bagi kesehatan wanita.
Kenyataan di lapangan, terutama di daerah, pengolahan sampah masih banyak dilakukan dengan cara tradisional yakni dibakar. Padahal, sampah yang dibakar, terang Win, bisa menyebabkan banyak molekul dioksin (karbonsiogenik), yang merupakan zat penyebab kanker mulut rahim. “Ini tentu berbahaya, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga,” terangnya.
Karena itulah, sebagai realisasi amanah UU, masyarakat dapat mengatasi persoalan sampah dengan dua cara. Pertama dengan reduksi, yakni mengatasi sampah dengan mengurangi pemakaian sampah atau mengganti penggunaan sampah dengan bahan ramah lingkungan misalnya mengurangi penggunaan botol plastik dan menggantinya dengan tempat minum yang ramah lingkungan. Kedua, dengan re-cycle dan re-use yang menganut paham 3R. Konsep re-cycle adalah cara mendaur ulang sampah dengan mengubah bentuk dan fungsi dari suatu bahan seperti membuat tas dari bungkus sabun yang sudah tak terpakai.
Berbeda dengan cara pertama, re-use juga dapat dilakukan. Cara ini lebih mudah dilakukan karena tidak membutuhkan proses yang rumit. Cukup dengan memanfaatkan kembali sampah yang sudah tidak terpakai, seperti menjual dan menggunakan botol minuman dari plastik untuk tempat atau wadah termasuk dalam konsep ini. (Lia_Bas)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :



Tidak ada komentar:
Posting Komentar