
Meski berkali-kali Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan aksinya yang ‘koboi’ bukan sebagai usaha pencitraan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2014 tapi masyarakat tampaknya jatuh hati dengan gaya kepemimpinannya yang merakyat. Buktinya, pada hari pertama pembukaan poling ‘Siapa Calon Presiden 2014?’ di bursapresiden.com namanya langsung melejit di nomor satu.
Dahlan memimpin dengan hasil poling 37% (dari total dukungan yang dikirim melalui SMS maupun poling langsung di laman bursapresiden.com ). Sementara di belakangnya, Mahfud MD--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK)--mengejar dengan perolehan poling 22%. Nama lain yang mencuat adalah Jusuf Kalla—mantan Wapres/Ketua Umum PMI--dengan hasil 12,5%. Sementara calon lain yang namanya juga santer beredar akhir-akhir ini, yaitu Aburizal Bakrie (Ketua Umum Golkar), Soekarwo (Gubenur Jatim) dan Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra) masing-masing memperoleh hasil poling 9,5%.
Sekadar diketahui, beberapa wkatu lalu saat dikonfirmasi mengenai namanya yang digadang-gadang menjadi pemimpin Indonesia mendatang Dahlan mengatakan,"Tak mungkin ada partai yang mencalonkan saya. Semua partai pasti mencalonkan ketua umum masing-masing. Saya bukan ketua umum partai manapun," tuturnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Fajar, Makassar, Sulawesi Selatan. Dahlan mengaku ia tak pantas mencalonkan diri karena karirnya lahir bukan dari kalangan partai politik. Ia tetap berada pada keputusannya meskipun ada partai yang mengusung namanya.
Sekadar mengingatkan, beberapa aksi Dahlan memang menghebohkan. Dahlan Iskan pernah membuka paksa pintu tol Senayan karena kemacetan sudah terlalu panjang dan pintu tol belum dibuka semua. Dia kembali melakukan tindakan serupa di gerbang tol Ancol Barat, Jakarta Utara.
Ia membuka pintu tol dan meloloskan ratusan mobil melewati pintu tol itu. Perbedaannya, ternyata pintu tol Ancol Barat bukan milik perusahaan pelat merah seperti pada pintu tol Senayan di Semanggi.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan adalah golongan ‘‘emotive leader’’. Artinya, sebagai pemimpin, Dahlan adalah orang yang emosional. Ia segera melakukan tindakan bahkan mengamuk apabila ada hal tidak beres terjadi. Namun ternyata tindakan emosionalnya itu diterima oleh masyarakat.
“Walau Dahlan pemimpin emosional, tapi ia diterima di masyarakat,” kata Effendi Ghazali pagi tadi.
Penilaian Effendi dilihatnya dari komentar-komentar di media sosial. Menurut dia, lebih banyak masyarakat yang berkomentar hal positif terkait tindakan ‘koboi’ menteri kelahiran Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, itu.
Effendi menilai aksi pembukaan paksa pintu tol oleh menteri yang pernah tidur di sebuah rumah susun itu adalah hal yang baik untuk membuat terobosan. “Terobosan itu memang perlu demi mencapai kepuasan masyarakat,” ujar Effendi.
Sekadar diketahui, beberapa aksi Dahlan yang lain adalah hanya memanggil Direktur Utama BUMN untuk rapat. Ia juga mengurangi frekuensi rapat tatap muka dan mengintensifkan komunikasi melalui BlackBerry Messenger.Inspeksi mendadak dengan menumpang kereta commuter line PT Kereta Api Indonesia ketika menghadiri rapat kabinet di Istana Bogor. Rapat pimpinan Kementerian BUMN setiap pekan tak lagi dilakukan di kantor kementerian, melainkan bergantian di kantor-kantor BUMN.
Menawarkan sisa saham PT Garuda Indonesia Tbk ke lima pengusaha nasional lewat pesan pendek (SMS).Mengusulkan BUMN yang masih menyewa gedung untuk pindah ke gedung Kementerian BUMN agar lebih hemat.
Sementara, isu pencalonan Mahfud MD dalam Pemilihan Presiden (pilpres) 2014 juga mulai ramai diperbincangkan.Posisi Mahfud sebagai ketua sebuah lembaga negara yang mengawal konstitusi memang sangat strategis. Seperti yang ia juga katakan bahwa posisinya yang sekarang memungkinkan suaranya lebih didengarkan dan diperhatikan ketimbang posisi-posisi sebelumnya. Ada beberapa contoh langkah-langkah Mahfud dalam memimpin MK yang mendapat sorotan publik. Misalnya, pertama, sadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)–atas pembicaraan rencana rekayasa kasus dan pencatutan nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono–antara Anggodo Widjojo dan Ary Muladi, Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung Wisnu Subroto, serta penyidik Markas Besar Kepolisian RI, yang pertama kali diperdengarkan secara terbuka di MK pada 3 November 2009.
Kedua, ketika lembaga MK yang ia pimpin mendapat sangkaan melalui sebuah tulisan bahwa ada praktek suap di MK. Dengan cepat Mahfud membentuk Tim Pencari Fakta. Tim ini dipimpin oleh Refly Harun, yang juga sang penulis opini. Berbagai pendapat pro dan kontra pun bermunculan atas kasus ini.
Ketiga, yang paling anyar adalah kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat dan anggota DPR, Nazaruddin. Diberitakan oleh berbagai media bahwa M. Nazaruddin memberikan segepok uang kepada Sekretaris Jenderal MK Janedjri M. Gaffar–tanpa adanya perjanjian dan tanpa kejelasan untuk apa uang tersebut–tapi kemudian dikembalikan. “Pemberian” uang dari bendahara umum partai yang sedang berkuasa dan legislator itu dilaporkan oleh Mahfud kepada Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Singkat cerita, diadakan “Konferensi Pers Bersama” antara SBY dan Mahfud berkaitan dengan masalah tersebut. Inilah yang kemudian menjadi polemik yang melibatkan banyak pihak, menyerempet sejumlah orang, dan akhirnya berbuntut pencopotan Nazaruddin sebagai Bendahara Partai Demokrat.
Bagaiman kelanjutan persaingan Bursa Presiden 2014?kita tunggu saja, yang pasti hak pilih tetap di tangan Anda, rakyat Indonesia.dya,ins
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar