
Pemerintah sedang giat-giatnya mendongkrak pertumbuhan kepemilikan rumah, khususnya rumah murah. Tapi ternyata, kenyataan menunjukkan sebaliknya.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) terhadap para pengembang properti perumahan menunjukan terjadi kenaikan harga rumah secara triwulanan. Kenaikan harga bahan bangunan sebagai pemicu dominan.
Selama triwulan I-2012 terjadi kenaikan harga rumah tipe besar sebesar 0,90% (qtoq). Sementara itu untuk periode tahunan (yoy) harga rumah untuk semua tipe naik namun melambat dibandingkan periode sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada tipe kecil sebesar 4,42%.
“Sebagian besar responden (30,67%) mengungkapkan bahwa tekanan kenaikan harga properti residensial terutama berasal dari kenaikan harga bahan bangunan, kenaikan bahan bakar minyak (23,66%) dan serta kenaikan upah pekerja (19,50%),” jelas laporan BI tersebut seperti dikutip Senin (21/5/2012).
Survei harga properti residensial merupakan survei tiga bulanan yang dilaksanakan sejaka triwulan I-1999. Dilakukan terhadap sampel kalangan pengembang properti di 12 kota yaitu Medan, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. (SPC-15)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar