
Kabupaten Pacitan bukan hanya dikenal karena obyek wisata alamnya. Dibalik pamornya sebagai Kota 1001 Goa, Pacitan juga menjadi surga bagi pecinta kuliner. Ini karena banyaknya ragam menu yang ditawarkan, salah satunya kalakan.
Kalakan merupakan lauk berbahan baku daging ikan hiu. Untuk membuatnya, gampang-gampang susah. Mula-mula ikan dipotong kecil-kecil seukuran ibu jari.
Potongan daging berbentuk persegi panjang tersebut lantas ditusuk dengan lidi dan dicuci. Langkah berikutnya, potongan ikan diasap di atas perapian. Uniknya proses pemanasan harus menggunakan bahan bakar tempurung.
"Memang mengasapnya harus pakai tempurung. Selain panas aroma asapnya juga menempel," kata Warsini, pembuat kalakan kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Desa Kembang, Rabu (15/8/2012) siang.
Untuk menghasilkan kalakan dengan tampilan cantik dan cita rasa lezat, pengasapan tidak dapat dilakukan sembarangan. Pembakaran tak boleh lebih dari 1 menit.
Proses pembakaran pun bebas penggunaan dengan kipas. Kalaupun tumpukan arang memunculkan bara api, harus cepat-cepat diredam dengan cipratan air.
"Jika tidak kalakan akan gosong. Pembeli ndak mau kalau warnanya hitam, sebab rasanya juga jadi rusak," imbuh Jumari, suami Warsini sembari mengasapi kalakan di atas tungku terbuat dari batu bata.
Dulunya, kalakan hanyalah menu rumahan. Namun dalam perkembangannya, polularitas kalakan semakin dikenal luas. Bahkan, dalam beberapa kesempatan Presiden SBY pun menyantap langsung menu asli kampung halamannya.
Saat ini untuk mendapatkan menu kalakan sangatlah mudah. Hampir semua rumah makan maupun hotel menyediakan lauk yang diklaim menjadi ikon Kota Wisata tersebut.
"Tiap hari saya terima pesanan dari puluhan restoran dan hotel. Sekali bikin rata-rata habis 70 kilogram bahan. Itu habis dalam 1,5 jam," ungkap Warsini.
Cara memasak kalakan relatif mudah. Cukup dibumbu santan layaknya sayur biasa. Hanya saja, campuran cabe dalam bumbu harus lebih berani. Makin mantap jika diberi campuran tempe, tahu dan kulit melinjo.
Berikutnya, sayur kalakan siap disajikan. Eits, jangan lupa, untuk melengkapi kenikmatannya kalakan harus disandingkan dengan nasi thiwul. Yakni nasi dari tepung tapioka.
"Karena bikinnya dengan cara dibakar, bau sangitnya itu yang bikin khas. Apalagi kalau bumbunya pedas, sensasinya sampai ke otak," papar Supri Rini, seorang penikmat kuliner kepada detiksurabaya.com.
Jadi, jika anda berkunjung ke Pacitan pastikan meluangkan waktu menikmati citarasa kalakan. Menu khas pesisir selatan yang selalu menggugah selera dalam setiap suasana.(bdh/bdh/dts)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar