Puluhan kuliner nusantara
legendaris tersaji istimewa di gelaran Festival Jajanan Bango (FJB) 2013.
Kemeriahan acara tahunan yang dihelat di lapangan parkir Grand City Surabaya
(24/2) ini benar-benar memikat masyarakat Surabaya. Betapa tidak, sejak dibuka
mulai pukul 10 pagi hingga tutup pukul 22.00 semua stand makanan dengan workers
pilihan selalu penuh sesak dijubeli pecinta kuliner nusantara. Ini membuktikan
bahwa animo masyarakat terhadap kuliner tradisional warisan nenek moyang
sendiri masih amat dihargai. Sehingga tak salah bila Kecap Bango menjadikan
event FJB ini sebagai ajang rutin tahunan.
“FJB adalah perhelatan kuliner
kebanggaan Bango yang diadakan setiap tahun sejak 2005 sebagai wujud konsistensi
misi sosial Bango untuk melestarikan berbagai jenis makanan tradisional, salah
satu bentuk warisan Nusantara yang harus dijaga keberadaannya,” tandas Senior Brand Manager Bango, Marieska
Widhiana.
Lebih lanjut Marieska mengatakan
di sela pembukaan FJB Surabaya bahwa tahun ini, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Bango yang ke-85, FJB
hadir mengunjungi para penggemar kuliner di lima kota besar, yaitu Bandung,
Surabaya, Malang, Surabaya, dan Jakarta. “Ini semua didasarkan atas keinginan
kami mendekatkan diri dengan lebih banyak lagi penggemar kuliner nusantara.
Sebelumnya kami telah mengunjungi Bandung, dan senang sekali antusiasme
masyarakat di sana sangat tinggi. Untuk itu, bahagia rasanya kali ini kami
dapat kembali hadir di Surabaya untuk berbagi keceriaan dan kelezatan FJB yang
sudah terkenal sebagai perhelatan kuliner tahunan yang selalu dinantikan,”
jelas Marieska.
Ditanya mengenai keistimewaan
FJB 2013, Marieska kembali menjelaskan, “Tahun ini FJB mengusung tema ‘Legenda
Kuliner Nusantara’ yang merupakan bentuk pernghargaan kami kepada begitu banyak
sosok legenda yang telah sepenuh hati melestarikan kuliner Nusantara melalui
hidangan legendaries yang mereka persembahkan. Mereka memiliki komitmen dan
kecintaan yang begitu tinggi terhadap kuliner Nusantara dan telah menjadi mitra
setip sekaligus sumber inspirasi bagi Bango untuk terus mempertahankan misi
sosialnya,” papar wanita cantik itu.
![]() |
Marieska Widhiana, Senior Brand Manager Bango
saat jumpa pers dengan wartawan.
|
Dalam kesempatan itu, penggemar
kuliner Surabaya yang hadir di Grand City juga bisa menyaksikan langsung bagaimana
proses pembuatan kecap Bango di area Kampung Bango. Marieska menjelaskan,
“Selama 85 tahun Bango telah menjaga kualitas sepenuh hati, di FJB ini kami
menghadirkan Kampung Bango yang sangat interaktif sehingga para pecinta kuliner
bisa mendapatkan informasi mengenai berbagai keunggulan kecap Bango, baik dari
segi penggunaan bahan-bahan alami berkualitas maupun dari segi proses pembuatan
yang bersatandar ketat. Kampung Bango kami pesembahkan untuk memperlihatkan
kepada para pecinta kuliner bagaimana Bango dengan sepenuh hati selalu berusaha
mempersembahkan kecap dengan kualitas yang terbaik, sehingga mereka dapat terus
setiap terhadap Bango yang sudah menjadi bagian sangat dekat dalam keseharian
mereka.”
Di samping itu, pengunjung FJB
juga bisa menyaksikan demo masak resep masakan tradisional pilihan, serta aneka
hiburan yang mendidik lainnya.
Lontong Balap yang
Melegenda
Kota Surabaya selalu tak pernah
absen sebagai tempat penyelenggaraan FJB. Mulai kali pertama diselenggarakan
gelaran FJB selalu ‘diserbu’ penikmat makanan dan jajanan tradisional. Surabaya
yang terkenal sebagai Kota Pahlawan juga memiliki banyak sajian kuliner khas
yang begitu menggoda selera dan sangat melegenda, seperti lontong balap, rujak
cingur, pecel semanggi, tahu tek, rawon, dan lain-lainnya. Semuanya juga
meramaikan arena FJB. Bahkan lontong balap Pak Gendut dan Tahu Tek Tahu Telor
Cak Kahar pada gelaran FJB 2013 ini menjadi wakil Surabaya untuk road show ke FJB di empat kota lainnya.
Lontong balap Pak Gendut selain
cita rasanya yang original, makanan dengan bahan utama lontong dan taoge kuah
ini telah dijajakan Pak Gendut sejak tahun 1956. Selama hampir 57 tahun cita
rasa dan kelezatan lontong balap Pak Gendut begitu terkenal dan melegenda
adalah karena menggunakan kecap pilihan. Pak Aries yang merupakan generasi
ketiga dari lontong balap Pak Gendut ketika ditanya rahasia kelezatan lontong
balap racikannya mengatakan, “Sejak dulu, kami selalu menjaga tiga kelezatan
unggulan lontong balap kami, yaitu kuah bening dengan rasa yang khas dan segar,
irisan lontong yang punel dan nikmat, serta sambel dan lentho yang mantap. Itu
masih ditambah lagi dengan sentuhan kecap Bango yang manis dan legitnya sangat
berasa,” papar Aries bangga.
FJB 2013 ini semakin menyita
perhatian pecinta kuliner nusantara, karena selain hadirnya dua icon kuliner
Surabaya di atas, juga masih ada 8 (delapan) untuk melengkapi 10 Legenda
Kuliner Nusantara FJB 2013. Mereka itu antara lain; Tengkleng Klewer Ibu Edi
(Solo), Mie Koclok Mas Edy (Cirebon), Sate Jamur Cak Oney (Yogyakarta), Mie
Aceh Sabang (Sabang, Aceh), Nasi Pindang Pak Ndut (Semarang), Oseng-Oseng
Mercon Bu Narti (Yogyakarta), Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih (Jakarta), dan
Sate Klatak Mak Adi (DI. Yogyakarta). Belum lagi 40 legenda kuliner lokal Surabaya lainnya yang membuat para pecinta
kuliner yang mengunjungi FJB Surabaya terpuaskan. Apalagi sajian-sajian
istimewa di arena FJB harganya sangat bersahabat, yakni hanya Rp.15.000,- per
porsinya.
Pada usianya yang ke-85 tahun,
Bango benar-benar menjaga kualitas sepenuh hati, sebagaimana para legenda
kuliner nusantara tetap memelihara keaslian resep warisan yang rasa dan
keunikan cita rasanya bisa dinikmati hingga saat ini dan kelak oleh
generasi-generasi penurus. Mari kita tetap lestarikan kuliner nusantara. [arohman]
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :




Tidak ada komentar:
Posting Komentar