Jelang 2014, wacana pencapresan Ani Yudhoyono kembali dilempar kader Partai Demokrat. Mereka berlomba-lomba memberi puja-puji kepantasan dan kelayakan istri SBY itu menjadi capres. Padahal, SBY sudah empat kali menegaskan keluarganya tidak akan maju capres.Publik pun dibuat bingung dengan polah para politisi Partai Demokrat terus menggulirkan dan mendorong Ani Yudhoyono sebagai capres. Ibu Negara pun saat ditanya memilih no comment.
Pengamat politik UI Iberamsjah pun mengaku bingung dengan wacana yang dilemparkan Ruhut Sitompul, Sutan Bhatoegana, Andi Nurpati, dan lainnya. Sebab, dari segi kecakapan, Guru Besar UI itu tidak melihat kepantasan pemilik nama Kristiani itu diusung menjadi capres. Selama ini, kata dia, sosok Ani hanya menjadi pendamping untuk SBY saja.
"Ibu Ani apa sih yang dinilai? Apa kemampuannya? Apa prsetasinya? Apa kualitasnnya? Apa karya yang pernah dibuatnya? Dia cuma istri seorang presiden," ujar Iberamsjah saat berbincang dengan CentroOne.com, Senin (28/5/2012).
Iberamsjah pun menyebut pernyatan-pernyatan politisi PD yang percaya dengan kemampuan Ani Yudhono memimpin hanya sebuah ilusi yang super aneh. Dia menuding ada motif dibalik pernyataan mereka mendukung Bu Ani capres, meski SBY sudah berkata tidak. Iberamsjah mencium hal tersebut hanya upaya untuk menjilat Ketua Dewan Pembina PD belaka.
"Kader itu cuma menjilat SBY biar diperhatikan," cetus Iberamsjah.
Apa yang dilakukan Ruhut Cs, kata Iberamsjah, hanya akan menjerumuskan SBY dan keluarganya. Secara kemampuan, memimpin negara sebesar Indonesia tidak mudah. SBY pun masih dianggap belum mengukir prestasi yang membanggakan untuk Indonesia, mengingat utang kian menumpuk dan korupsi merajalela.
Ada baiknya, kata Iberamsjah, Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat menegur pernyataan yang mendukung Ani Yudhoyono lantaran dapat merugikan partai.
"Janganlah Ibu Ani dikorbankan, cukup SBY saja lah. Saya kasihan kalau Ibu Ani dikorbankan," imbuh Iberamsjah.
Lantas siapa figur PD yang pantas dicalonkan pada Pemilu 2014 mendatang?
"Dulunya Anas Urbaningrum, cuma gara-gara dia disebut-sebut tersangkut kasus dugaan korupsi orang maupun kader jadi tahu siapa dia," jawabnya.
Sejauh ini, Iberamsjah memprediksi jika tak ada sosok kader maupun calon yang mempuni untuk maju dalam perhelatan 2014 tersebut dari partai berlambang Mercy itu. Sebab, SBY selaku Ketua Dewan Pembina PD tak mendidik kadernya yang kelak nantinya menggantikan posisinya sebagai orang nomor wahid di negeri ini.
"SBY tak mendidik orang menggantikan dirinya. Dia malah asyik pencitraan untuk dirinya saja," sindirnya.
Jikalau pun ada sosok yang dinilai memiliki kecukupan dalam mempimpin datang dari unsur keluarga, seperti adik Ani Yudhoyono, Pramono Edhie. Namun, kemampuan Pramono pun hanya berpeluang bukan mengisi capres, melainkan cawapres saja pada Pemilu 2014 medatang. Kendati demikian, ada skenario jika adik ipar SBY itu dijagokan sebagai capres dalam pemilu 2019.
Putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Capres 2014 yang diusung dari PD, Iberamsjah melihat belum ada kepantasan mengingat dari segi pengalaman pun minim. Terlebih posisi Presiden Indonesia sangatlah berat, dan dalam memimpin bangsa itu harus memiliki karakter-karakter pemimpin yang cakap.
"Ibas jadi nyalon atau dicalonkan jadi presiden? Nggak ada itu, nggak mungkin itu. Jadi ketua RT (Rukun Tetangga) aja dia ngga pantas," ujarnya.
Atas kekurangan kader yang dianggap cakap untuk dicalonkan dari lingkup internal Partai, Iberamsjah pun melihat, PD akan membuka calon dari luar partai. Meski begitu, dia sanksi calon dari luar pun mau mengingat SBY sosok yang sulit menepati kata-katanya.
"Mereka nggak sepenuhnya pegang SBY. Janji-janji SBY sebelumnnya saja nggal dipenuhi. Mereka nggak sepenuhnya percaya dengan SBY," jelasnya. (con)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar