
Sebuah program baru digulirkan untuk memacu kreativitas siswa, guru, dan mahasiswa. Gerakan yang dinamai Jawa Timur Menulis itu secara resmi diluncurkan hari ini bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional. Program tersebut merupakan hasil kerja sama antara Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim.
Sebagai bukti awal, empat buku yang berasal dari pelatihan Jawa Timur Menulis pada 24–26 Maret lalu juga akan diluncurkan. Kemarin (1/4), Kepala Dikbud Jatim Harun memperlihatkan buku-buku tersebut di kantornya. Di antaranya, Suara Guru untuk Bangsa, Suara Siswa untuk Bangsa, Empati Guru untuk Bangsa, dan Pemuda dalam Pusaran Nasionalisme Semu.
”Buku-buku ini semoga bisa memicu dan memacu kalangan di dunia pendidikan untuk makin kreatif menulis,” ujar Harun. Sebab, imbuh dia, dengan menulis, siswa, guru, atau mahasiswa akan semakin bisa meningkatkan kualitas berfikirnya.
Harun mengungkapkan, selain peluncuran buku, ada rangkaian acara Jawa Timur Menulis yang dihelat pada hari ini. Pihaknya telah mengundang sekitar 300 guru berprestasi untuk belajar menulis. Pemateri dari Unesa akan memberikan pengetahuan tentang bagaimana menulis dengan luwes dan enak dengan tempo singkat. ”Lalu, guru-guru itu akan diajak untuk menulis selama 10–15 menit di atas kanvas. Nanti Pak Gubernur akan menentukan temanya,” imbuh dia.
Sementara itu, direktur program Jawa Timur Menulis Much. Khoiri menuturkan bahwa tim dari Unesa punya metode khusus untuk pengajaran menulis. Metode yang dinamai super writing itu difokuskan pada penggalian ide dan motivasi dalam menulis. Jadi, dengan relatif singkat para guru itu bisa menuliskan uneg-unegnya.
Hal itu dilakukan pada pelatihan Jawa Timur Menulis yang melibatkan 276 peserta dari guru, siswa, dan mahasiswa. Pada tiap kelas diambil sekitar 40 karya terbaik untuk diterbitkan dalam sebuah buku. Kemudian, tulisan yang tidak terpilih dimunculkan di situs www.indonesia-menulis.com.
Khoiri yang juga dosen di Jurusan Sastra Inggris Unesa itu menjelaskan metode tersebut merupakan racikan dari para fasilitator yang sehari-hari bergelut dalam dunia tulis menulis. Ada wartawan, sastrawan, editor, dan dosen di lingkungan Unesa. ”Kami semua peduli pada peningkatan budaya tulis di Jatim,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, program Jawa Timur Menulis itu telah mendapat respons yang baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bila tak ada perubahan, gerakan tersebut akan dibuat secara nasional dengan nama Indonesia Menulis. ”Embrionya tetap dari Jatim. Kemungkinan di-launching untuk nasional pada 9 Juni nanti,” ungkap pria yang pernah belajar creative writing di University of Iowa Amerika Serikat tersebut. (jun/c14/oni)
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar