News Update :

IPO Bank Jatim Saham Murah tapi ’Kelabu’

Rabu, 20 Juni 2012

SURABAYA | Akhirnya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk alias Bank Jatim melakukan penawaran umum saham perdana (IPO/initial public offering) sebanyak 2.983.537.000 lembar saham, Selasa (19/6) hari ini. Saham yang ditawarkan atas nama seri B atau sebesar 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp 250 per lembar saham.

Pengamat pasar modal sendiri memberi masukan agar investor selektif karena pasar sendiri sedang ‘kelabu’. Dari sisi eskternal meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) relatif mentereng, tapi guncangan resesi ekonomi di Benua Eropa membuat pasar tak kondusif. Sementara dari sisi internal Bank Jatim, kasus kredit fiktif sempat membuat pamor Bank Jatim diragukan.

“Kita lihat saja nanti setelah diterpa isu penggelapan dana beberapa waktu lalu apakah nantinya kinerja Bank Jatim akan secemerlang itu dan bisa melampaui pendahulunya yaitu Bank Jabar, dan Bank DKI. Yang pasti jika melihat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang kian bertumbuh dengan kencangnya diharapkan saham Bank Jatim juga moncer,” ujar pengamat bursa Edwin Sinaga, pagi tadi.

Sekadar diketahui, per 31 Desember 2011, aset perseroan mencapai Rp 24,8 triliun. Kewajiban Bank Jatim selama periode itu mencapai Rp 21,5 triliun dengan ekuitas Rp 3,2 triliun. Selama 2011, perseroan membukukan laba sebesar Rp 860,23 miliar. Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 16,5% rasio kredit bermasalah (NPL bersih) 0,55%.

Terkait harga Edwin menganggap harga yang ditentukan tersebut masih relatif murah, semakin kecil harga maka minat investor akan semakin banyak. “Menurut ratio perbandingan antara harga dengan laba per saham, bila waktu balik modalnya kurang lebih 5 tahun,maka bisa dibilang harga tersebut murah tentu ini akan menjadi ketertarikan tersendiri bagi para investor untuk melirik saham Bank Jatim,”terangnya.

Namun dia menyesalkan sedikitnya saham yang dilempar ke publik.“Bila memang ingin dikenalkan kepada publik memang harus lebih dari itu atau sekitar 30% dari itu,”terangnya. Diimbau para investor yang akan membeli saham bank Jatim, tidak perlu takut dengan emiten terdahulu yang telah masuk ke pasar bursa sebelumnya yang sudah mengalami kejeblokan seperti Garuda ataupun saham facebook, karena hal tersebut tidak bisa diprediksi.

Iapun mencontohkan seperti saham garuda yang beberapa waktu lalu jeblok, faktornya bisa dari berbagai macam salah satunya adalah harga yang ditawarkan terlalu tinggi yaitu diatas Rp 600 per lembarnya.
Sementara itu komisi C DPRD Jawa Timur sebagai partner kerja Bank Jatim melalui anggotanya Arif Hari Setiawan mengatakan beberapa rentetan kasus kemarin mungkin akan mempengaruhi kepercayaan publik terhadap Bank plat merah milik Pemprov Jatim tersebut "Mungkin akan berpengaruh," katanya.

Permasalahan yang dimaksudkan oleh Arif adalah kredit macet yang terjadi di cabang pembantu HR. Muhammad dan penipuan yang terjadi di cabang Sampang. Kerugian yang diderita Bank Jatim akibat kejadian tersebut mencapai puluhan miliar rupiah.

Arif menambahkan masih ada peluang bagi bank jatim agar sahamnya bisa terjual ke publik, akan tetapi beberapa syarat harus dipenuhi oleh manajemen Bank Jatim."Tapi saya kira masih ada harapan. Asalkan pihak manajemen menunhukkan kinerja yang baik. Harus juga dijelaskan ke publik bagaimana langkah-langkah yang telah diambil oleh Bank Jatim terhadap beberapa persoalan tersebut.

Namun, Gubernur Jatim, Soekarwo optimis publik akan merespon positif. Pakde Karwo mengatakan besaran saham yang akan dilempar ke publik tersebut nantinya bisa meningkat menjadi 25% apabila animo masyarakat untuk memiliki saham Bank Jatim cukup besar.

Terpisah, Humas Bank Jatim, Zulkifli menyatakan, “ Keinginan Bank Jatim untuk melakukan IPO memang sungguh-sungguh. Pasalnya jika gagal dilakukan pada bulan-bulan ini maka kemungkinannya akan molor hingga tahun depan. Hal ini berkaitan dengan laporan keuangan Bank Jatim yang diberlakukan setiap enam bulan sekali,”terangnya.

Dalam prospektus ringkas rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang dipublikasikan perseroan di Jakarta, disebutkan sekitar 80% dana IPO akan digunakan untuk mendukung ekspansi kredit, termasuk di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selanjutnya, sekitar 10% dana dialokasikan untuk perluasan jaringan melalui pembukaan kantor cabang pembantu dan kantor kas. Sementara itu, 10 persen sisanya akan dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan.

Namun, dalam prospektus tersebut belum disebutkan harga penawaran perdana Tambah Gambarsaham Bank Jatim tersebut. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas.

Masa penawaran awal saham dijadwalkan pada 19-26 Juni 2012, dengan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) diharapkan pada 29 Juni 2012. Perkiraan masa penawaran umum pada 3-5 Juli 2012 dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 11 Juli 2012.

Dalam proses penawaran umum perdana saham itu, perseroan menggelar program Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan. Selain itu, Bank Jatim menerbitkan opsi saham untuk program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) maksimal 0,71% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Setelah IPO, kepemilikan saham Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan berkurang menjadi 51,46% dari sebelumnya 64,33%. Sementara itu, kepemilikan saham Pemerintah Kota/Kabupaten se-Jawa Timur juga akan menyusut dari 35,67% menjadi 28,54%, sedangkan publik 20%. (viv,m42, m2)


Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DARMONEWS.COM 2011 -2012 | Design by Darmo News | Published by Darmo News | Powered by Darmo News.