News Update :

Tradisi Kenduri Cobek di Jombang Jelang Ramadhan

Selasa, 17 Juli 2012

darmonew.com-Masyarakat Jombang, punya tradisi unik menyambut ramadhan. Tradisi itu bernama kenduri cobek yang selalu diadakan setiap tahunnya oleh jamaah Shiddiqiyyah di Dusun Jatirowo Desa Jatigedong Kecamatan Ploso. Seperti apa keunikan dan suasananya?
Seperti yang terjadi Selasa 17 Juli 2012 lalu. Ratusan jamaah dan warga berjubel di acara kenduri nasi berwadah cobek yang dilakukan di makam Kiai Achmad Zamroji, di tepi sungai Brantas dusun setempat.
Acara kenduri cobek dipimpin Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah, KH. Muktar Mu’thi. Kenduri cobek tersebut, menurut KH Masruchan Mu’thi, Ketua Pondok Shidiqqiyah merupakan ritual untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Cobek dipilih sebagai sarana karena mengingatkan tentang kematian karena bahan dasar cobek terbuat dari tanah liat. Cobek dibuat dengan empat unsur yang sama dengan jasmani manusia, yakni tanah, air, udara, dan api.
Jamaah dan warga begitu antusias mengikuti acara kenduri cobek. Usai menggelar doa, ratusan warga langsung berjubel berebut cobek. Sempat terjadi aksi dorong dalam rebutan tersebut karena banyaknya peserta.
Masyarakat rela berjubel dan berdesakan untuk berebut cobek karena yakin bahwa benda tersebut memiliki tuah tersendiri. Sukarlik (47), salah satu jamaah mengatakan ia nekat ikut ritual tersebut karena ingin mendapatkan barokah. Pasalnya, sebelum jadi rebutan, nasi dan cobek tersebut dibacakan do'a terlebih dulu oleh Kiai Mukhtar yang juga mursyid tarekat. Sukarlik percaya, dengan menyimpan cobek tersebut dirinya akan diberi keselamatan. Bahkan akan dilimpahi rejeki.
Hal senada dikemukakan Siti Aisyah, warga lainnya. Setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadan, ia selalu mengikuti ritual kenduri cobek. Aisyah juga percaya, jika mendapatkan cobek tersebut maka akan mendapatkan barokah. Cobek yang ia dapatkan itu rencananya akan digunakan untuk berjualan rujak. Menurut Aisyah, jika menggunakan cobek bertuah tersebut maka dagangannya bisa laris manis.
Sementara Nenik (35), warga Dusun Jatirowo berpendapat lain. Selain menyimpan cobek kenduri, ia juga menyimpan nasi tersebut. Sesudah makan, ia akan menyisihkan nasih itu untuk dikeringkan. Setelah itu, nasi yang sudah kering itu akan dicampur dalam tempat beras miliknya. Dengan begitu  rejeki akan lancark. (*)

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright DARMONEWS.COM 2011 -2012 | Design by Darmo News | Published by Darmo News | Powered by Darmo News.